Perjalanan menjadi Software Engineer – Part 26

By | Indonesia, Personal Life | No Comments

Pada tahun 2017, Tiket pun memasuki babak baru dalam dunia tech yakni kami mulai melakukan pengaplikasian microservice. Waktu itu setiap engineer sudah diminta untuk membaca clean code, microservice pattern, domain driven design dan banyak literatur lain untuk mendukung perancangan dan pembuatan microservice. Tidak hanya itu, para managers pun sudah melakukan meeting yang tidak henti-henti dan juga sempat mengajak para lead (waktu itu cuma sekali doank diajak) untuk merancang microservice yang akan kami buat pada tahun 2017. Setelah melalui meeting yang cukup panjang dan tanpa henti akhirnya para managers pun membuat blueprint yang disebut dengan nama The Port. Perjalanan panjang tim tech Tiket melakukan migrasi dari monolith ke microservice pun dimulai.

Read More

Perjalanan menjadi Software Engineer – Part 25

By | Indonesia, Personal Life | No Comments

Sebelum masuk ke tahun 2017 atau era microservice di Tiket, sebenarnya waktu itu gw sudah merancang microservice terlebih dahulu pada akhir 2016. Payment di Tiket, response timenya sungguh sangat jelek pada masa itu terutama dalam hal menerima callback dari third party. Jadi kalau ada payment gateway yang memberikan request pada jam sibuk, sistem Tiket akan memberikan response sekitar 6-7 detik bahkan bisa lebih dari itu. Hal ini sangat menjengkelkan karena gw sering banget mendapatkan info di grup yang menanyakan mengenai, “Apakah Tiket sedang down?”. Oleh karena itu gw berpikir untuk membuat sebuah sistem kecil untuk menerima callback dari third party sehingga inquiry atau notification payment selalu Tiket terima lebih dahulu dan seandainya Tiket beneran down, kami hanya tinggal mengembalikan dana saja. Pada masa itu gw menyebut sistem ini dengan nama IPAAS (Intelligent Payment As A Service), keren gak tuh namanya? LOL.

Read More

Perjalanan menjadi Software Engineer – Part 24

By | Indonesia, Personal Life | No Comments

Pada tahun 2016, gw sempat mendapatkan tawaran pekerjaan sampingan dari salah satu teman gw di Tiket dulu yakni Ko Jerry. Beliau sendiri sebenarnya mengajak gw untuk join bareng dengan timnya yakni funimall yang merupakan marketplace untuk binatang peliharaan. Timnya sendiri waktu itu beranggotakan orang-orang dari Ralali yang bisa dibilang orang yang cukup kompeten dalam bidangnya seperti system analis dan product. Ko Jerry pun beranggapan bahwa funimall kelak akan menjadi salah satu start up yang cukup bersaing karena waktu itu e-commerce yang bergerak di bidang binatang peliharaan belum ada. Sayangnya waktu itu karena satu dan lain hal, akhirnya project ini tidak berkembang dan berakhir ditinggal para foundernya (bahkan websitenya saja belum jadi LOL). Tetapi bukan itu yang ingin gw ceritakan, melainkan perjalanan gw mengambil pekerjaan sampingan diluar pekerjaan utama gw.

Read More

Perjalanan menjadi Software Engineer – Part 23

By | Indonesia, Personal Life | No Comments

Perjalanan dinas ke Singapore merupakan perjalanan dinas ketiga gw di tiket. Bisa dibilang perjalanan dinas kali ini bukan untuk conference atau pun entertain dari pihak third party (walaupun sebenarnya menuju ke perusahaan third party juga) melainkan untuk membahas isu yang cukup problematik di sisi pembayaran kartu kredit yakni masalah blank 3DS. Pada masa itu, tiket masih menggunakan php sebagai bahasa pemrograman dan hampir semua flow yang dilakukan sifatnya adalah synchronous. Hal ini membuat aplikasi harus menunggu response dari third party sebelum menuju flow berikutnya. Problemnya adalah kadang response dari third party lebih lama dari dugaan sehingga menghasilkan blank, baik ketika ingin menampilkan 3DS atau pun setelah berhasil mengisi otp di halaman 3DS.

Read More

Perjalanan menjadi Software Engineer – Part 22

By | Indonesia, Personal Life | No Comments

Jika pada tulisan sebelumnya gw menceritakan mengenai project virtual account yang bisa dibilang cukup critical dalam kemajuan payment di tiket, kali ini gw akan bercerita mengenai kompetisi programming pertama dalam gw hidup LOL. Sebenarnya gw cukup malas ikut kompetisi kayak begini karena entah kenapa setiap kompetisi yang gw ikutin biasanya ga pernah menang. Jadi kalau pun mau ikut, harus sama orang yang benar-benar jago ngodingnya supaya kesempatan menangnya tinggi. Hanya saja waktu itu, salah satu developer yang menurut gw paling jago di tiket yakni Ko Harry tidak ingin ikut begituan karena katanya males. Gw pun akhirnya mengurungkan niat gw untuk ikut sampai akhirnya Ko Nat bilang beliau akan join untuk kompetisinya dan akan turun tangan langsung di kompetisi. Sungguh pengalaman seru yang tidak boleh dilewatkan karena bisa melihat CTO turun gunung.

Read More

Perjalanan menjadi Software Engineer – Part 20

By | Indonesia, Personal Life | No Comments

Cerita kali ini, gw akan lebih menceritakan mengenai kisah horor yang gw alami selama bekerja di tiket terutama pada masa jaman jahiliyah. Pada tahun 2015, sekitar bulan April atau Mei, tim developer tiket berpindah dari kantornya di kawi 46 ke jalan salak. Hal ini dikarenakan tim dev ingin dibuat lebih besar, proyeksi waktu itu akan ada sekitar 80 orang yang akan join. Dengan proyeksi ada tim dev, qa, support, business analyst dan juga designer (ingat belum ada tim product di tahun 2015). Keadaan itu membuat kantor kawi 46 akan menjadi sangat penuh dan tidak kondusif sehingga harus mencari gedung yang baru dan akhirnya saat itu terpilih lah sebuah rumah yang bisa dibilang sangat besar yang dekat dengan kantor Kawi. Kami menyebutnya dengan nama kantor Salak (karena berada di jalan Salak).

Read More

Retaining The Team Member

By | Indonesia, Personal Life | No Comments

Sudah hampir 3 tahun setelah gw menjadi manager di tiket, banyak sekali pelajaran yang gw pelajari dari mulai mengatur tempo kerja tim, melakukan hiring, coaching dan mentoring serta masih banyak hal lainnya. Dalam tulisan gw sebelumnya disini, bagian essensial dari seorang manager adalah people management yang terdiri dari Hiring, MPP dan Firing. Dalam MPP sendiri ada salah satu komponen penting yang disebut dengan Retaining. Mengapa retaining termasuk bagian dari man power planning? karena pada dasarnya orang yang akan dipertahankan merupakan bagian dari sebuah tim yang telah diperhitungkan sebelumnya, oleh karena itu jika orang tersebut tiba-tiba resign, maka butuh segera dicari penggantinya. Mari kita bahas lebih lanjut apa saja yang perlu diperhatikan dalam mempertahankan anggota tim.

Read More

Perjalanan menjadi Software Engineer – Part 19

By | Indonesia, Personal Life | No Comments

Perjalanan gw ke Korea Selatan bisa dibilang bukan sebagai perjalanan dinas, melainkan sebagai refreshing. Memang ada konsep dinas untuk mempelajari ilmu dari conference tapi bisa dibilang hanya 10% saja, sisanya ya jalan-jalan. Mungkin ko Nat bakal bete kalau dengar ini, hanya saja kenyataannya seperti itu. Kesalahan terbesar saat itu adalah gw tidak benar-benar mencari conference yang bisa gw pelajari dan dapat diterapkan, tapi lebih pengen habisin budget training untuk company saja. Padahal sebenarnya waktu itu ada conference yang lebih jauh dan sangat mendekati dengan best practice yang dipakai di tiket yakni php conference 2015. Seandainya saja gw tahu dari awal, gw pasti memilih kesana, cuma kalau gw milih kesana mungkin kontraknya bukan 2 tahun tapi 5 tahun. Khusus edisi kali ini gw akan bercerita mengenai edisi jalan-jalan di Korea Selatan LOL.

Read More

Perjalanan menjadi Software Engineer – Part 18

By | Indonesia, Personal Life | No Comments

Pada tanggal 4 Agustus 2015, sebenarnya genap sudah gw bekerja selama 1 tahun di tiket.com. Gw merasa bahwa jika sudah bekerja selama 1 tahun, maka gw sudah berhak untuk mendapatkan kenaikan gaji. Sebenarnya di tiket pada masa itu, untuk proses kenaikan gaji dilakukan setiap bulan Februari karena waktu itu gw belum sempat bekerja 1 tahun maka gw merasa gw belum pantas untuk mendapatkan kenaikan tersebut. Jadi ketika teman-teman gw mendapatkan kenaikan tersebut, ya gw cuma bisa manyun aja lol. Masalah kenaikan tahunan adalah sesuatu yang rumit pada masa itu.

Read More