Standard Koding Software Developer (Part 2)

By February 5, 2017Indonesia, Programmer

Hi Guys,
Akhirnya bisa balik lagi nulis nih. Beberapa hari ini gw sedang sibuk untuk mempelajari node.js lebih mendalam. So maafkan ya atas penundaannya. Kali ini kita akan ngebahas mengenai function atau kalau dalam OOP disebut dengan method.

Berikut aturan yang harus dicapai agar function yang dibuat dapat dikatakan clean code :

  1. Kecil
    Maksudnya apa kecil? Ukuran function haruslah kecil atau lebih tepatnya pendek. Pernah liat koding yang panjang sampai ribuan line? Ya dulu gw sempat menganggap bahwa koding semakin panjang semakin bagus. Itu menunjukkan bahwa gw adalah programmer dengan kemampuan koding yang hebat. Ternyata makin kesini gw semakin ngeh bahwa banyaknya line of code dalam koding yang gw buat makin menunjukkan rendahnya kemampuan gw dalam ngoding. Mereka yang sudah terampil dalam ngoding biasanya akan lebih memendekkan kodingnya atau lebih kerennya mengefisenkan panjangnya code. Ini memang bukanlah hal yang mudah, karena untuk mencapai ini dibutuhkan proses dan memang hanya mereka yang sudah berpengalaman lah yang bisa mencapai proses ini. Contoh koding :
    Mungkin kelihatannya biasa bukan? Kalau ketemu value 5 maka return true, diluar itu maka return false.
    Bagaimana kalau pola pikirnya seperti ini.
    Lebih pendek bukan? Buatlah function sesimple mungkin sehingga hanya dengan membaca sekilas saja Anda mengerti maksud dan tujuan dibuatnya function tersebut.
  2. Blocks dan indentasi.
    Block biasanya untuk menutupi sebuah if statement, for statement, while statement dan statement lainnya. Biasanya block dan indentasi berjalan beriringan dimana line setelah pembuka block akan diisi oleh indentasi agar programmer dapat mengerti bahwa koding tersebut masuk ke dalam block tersebut. Aturannya sendiri yang baik bahwa dalam sebuah function hanya terdapat 2 kedalaman block dan indentasi, lebih dari itu hanya akan membuat programmer menjadi bingung karena block menjadi nested dan sulit untuk dideteksi. Contohnya sebagai berikut.
  3. Do One Thing
    Pada hakikatnya function seharusnya hanya melakukan sebuah tugas. Tentukan tugas yang ingin dikerjakan sebuah function sehingga mudah untuk dimaintain. Berikut contoh function yang hanya melakukan sebuah tugas.
  4. One Level of Abstraction per function
    Yang ini agak susah kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Singkat cerita seperti ini, dalam sebuah function tentu bisa terdapat function lain yang dipanggil. Kenapa bisa seperti itu? Karena memang function tersebut dapat digunakan oleh function yang lain. Untuk yang satu ini lebih enak jika menggunakan contoh function saja ya.
  5. Stepdown Rules
    Membuat program itu mirip seperti membaca berita. Kita membacanya dari atas ke bawah, bukan dari bawah ke atas. Setiap function dan code yang dibuat sifatnya harus kronologis sehingga kita bisa mengerti dengan membacanya beberapa kali (ada kejadian koding yang sudah dibaca berkali-kali tetap tidak mengerti karena terlalu riweh kronologisnya). Nah bagaimana bentuk kodingnya. Contohnya sebagai berikut :
    Lihat bedanya dengan koding sblmnya? Jadi fungsi tersebut membaca header, ternyata header ada 2 pilihannya.. Pake yang mana, setelah itu baca konten, kemudian baca footer. Kayak baca berita di koran kan?

Demikian sedikit ringkasan dari ane, semoga membantu ya.

Leave a Reply