Cerita kali ini, gw akan lebih menceritakan mengenai kisah horor yang gw alami selama bekerja di tiket terutama pada masa jaman jahiliyah. Pada tahun 2015, sekitar bulan April atau Mei, tim developer tiket berpindah dari kantornya di kawi 46 ke jalan salak. Hal ini dikarenakan tim dev ingin dibuat lebih besar, proyeksi waktu itu akan ada sekitar 80 orang yang akan join. Dengan proyeksi ada tim dev, qa, support, business analyst dan juga designer (ingat belum ada tim product di tahun 2015). Keadaan itu membuat kantor kawi 46 akan menjadi sangat penuh dan tidak kondusif sehingga harus mencari gedung yang baru dan akhirnya saat itu terpilih lah sebuah rumah yang bisa dibilang sangat besar yang dekat dengan kantor Kawi. Kami menyebutnya dengan nama kantor Salak (karena berada di jalan Salak).
Kantornya sendiri dipilih dalam model rumah (bukan menyewa ruko atau mungkin 1 lantai di menara Imperium) karena supaya terasa homie dan juga kalau ada anggota tim mau begadang tidak ribet. Rumahnya sendiri infonya bekas rumah duta besar salah satu negara di Afrika (gatau siapa, lupa gw). Gw sih merasa rumahnya kegedeaan kalau cuma untuk 1 keluarga karena kamarnya sendiri 6-7 untuk di lantai bawah dan ada 5-6 kamar untuk di lantai atas (rumahnya ada 2 lantai). Coba bayangin itu ruangan mau diapain coba. Dengan keahlian tim GA saat itu, kamar-kamar tersebut disulap menjadi ruang kerja, ruang meeting dan ada juga yang dipakai sebagai ruangan khusus CTO (biasanya kalau mau resign bakal sering ngobrol tuh berduaan disana LOL). Sebenarnya tidak ada yang menarik dari kerja di tempat yang seperti rumah bahkan cenderung jadi malas karena ya berasa di rumah sampai pada akhirnya ada kisah-kisah horor yang terjadi di kantor ini.
Cerita pertama datang dari salah satu OG (Office Girl) yang kebetulan baru saja bekerja disana namanya mba Nia. Waktu itu kebetulan dia sedang menyiapkan snack untuk jumcer (Jumat ceria). Pada saat itu, tiba-tiba dia dicolek oleh Petas (orang SEO di tiket waktu itu) dan membuat mba Nia kaget. Semua orang tahu bahwa Petas itu orangnya periang dan kadang agak jahil terutama ketika berbicara mengenai makanan. Tentu saja mba Nia spontan ingin memberi kan jumcer tersebut kepada Petas, hanya saja waktu itu Petas sudah tidak ada. Dalam pikirnya, mungkin Petas sudah kembali ke tempat kerjanya, atau kemana lah. Senin depannya, mba Nia pun gantian menegur Petas karena sempat membuat kaget ketika sedang menyiapkan jumcer. Dia bilang, “kalau jadi orang jangan terlalu iseng, toh juga nantinya semua snack jumcer bakal dibagikan.”. Petas pun bingung, emang dia ngagetin mba Nia nya kapan, karena pada hari Jumat tersebut, dia sedang sakit dan tidak datang ke kantor. Mendengar info dari itu mba Nia pun kaget dan info dari OB yang lain katanya besoknya orangnya sakit. Infonya tidak lama setelah kejadian itu mba Nia mengundurkan diri dari pekerjaannya, gak tau karena hal tersebut atau mungkin karena dapat opportunity yang lebih baik.
Cerita pertama mungkin bagi beberapa orang terkesan mengada-ngada, termasuk gw saat itu. Maklum kejadian seperti itu bisa saja terjadi apalagi ketika orang tidak fokus dan kelelahan. Apesnya adalah yang berikutnya kena adalah gw sendiri. Waktu itu gw inget banget bahwa kejadiannya adalah pada hari Selasa. Setiap pagi sekitar jam 10, kami biasa mengadakan daily stand up untuk update pekerjaan yang akan gw lakukan pada hari tersebut. Kebetulan waktu itu gw agak kecapekan sehingga waktu gw sampai kantor, gw memilih untuk tidur di meja sebentar karena pengen istirahat dulu sebelum daily stand up. Ketika gw sedang tidur, tidak lama si Fikram nyamperin gw dan bilang akan memulai daily stand up-nya sebentar lagi. Karena gw masih ngantuk, gw suruh si Fikram pergi dan akhirnya orang pergi. Gak lama gw bangun karena memang waktu itu sudah pada berdiri di depan meja gw dan mau mulai daily stand up. Cuma waktu itu gw bingung karena yang memimpin daily saat itu adalah Fajar (lupa antara Fajar apa Amsal). Sontak gw bingung, si Fikram barusan bangunin gw, kok malah dia gak ikut stand up. Gw pun tanya ke Fajar waktu itu, si Fikram kemana, uda bangunin gw eh malah ga ikut stand up. Fajar pun bingung, karena hari itu si Fikram lagi sakit makanya dia yang harus gantiin buat mimpin daily stand up.
Gw kaget donk, ini antara memang si Fajar bercanda apa gw lagi di prank. Terus gw bilang aja, itu barusan si Fikram bangunin gw, masa iya bisa sakit habis situ. Semua orang kebingungan waktu itu, karena memang si Fikram lagi sakit. Octa pun bahkan bilang ke gw, kalau gw lagi ngelindur. Berhubung gw jadi kesal, ya gw bilang aja, gw masih bisa bedain hari. Jadi waktu itu hari Selasa, di tiket biasanya menggunakan kemeja warna biru dan waktu itu juga si Fikram pakai kemeja tersebut, masa iya gw bisa salah. Sontak satu ruangan pada diam waktu itu, karena emang takut akibat gw kesal, sama pada bingung siapa Fikram yang dilihat sama gw. Semenjak kejadian itu gw percaya di rumah itu ada “orang” yang memang nungguin dan bisa berubah wujud jadi menyerupai orang yang kerja disitu. Besoknya si Fikram diceritain sama timnya juga kaget, kok bisa ada orang nyerupain dia. Dengar-dengar yang bisa menyerupai itu adalah si inisial G.
Lanjut dengan cerita terakhir (sebenarnya masih ada beberapa cerita lain, cuma karena menurut gw agak kurang seram jadinya gw ga akan ceritain), mengenai kaki yang suka muncul di tangga. Jadi di salah satu tangga yang biasa kami pakai untuk ke lantai 2, sering kejadian dimana ada orang yang naik tangga, namun ketika dikejar, tidak ada satu orang pun yang naik tangga. Awalnya hanya beberapa orang yang merasakan seperti itu dan lagi-lagi gw menanggap itu cuma perasaan aja, sampai suatu sore (menjelang magrib) pas gw pengen boker, gw harus menuju ke lantai atas karena waktu itu semua wc di lantai bawah sudah penuh. Gw pun melewati tangga tersebut, yang anehnya ada orang yang sudah melangkah ke atas terlebih dahulu, dan gw inget banget orangnya itu nyeker. Gw pun kaget karena biasanya tidak ada orang yang nyeker di kantor karena selain bikin kotor telapak kaki dan dingin, separah-parahnya orang menggunakan sandal jepit untuk berjalan di kantor. Akhirnya orang tersebut gw kejar, dan pas gw sampai di lantai atas, orangnya tidak ada. Yang lebih heboh lagi, ternyata waktu gw cek di lorong juga tidak ada tanda-tanda orang yang lari atau berjalan disitu. Karena gw udah kebelet boker, ya jadi tetap boker aja di lantai atas. Hantu-hantu mah lewat, wong uda mules. Gosipnya itu si mba K yang memang iseng dan suka menampakkan kakinya ke depan orang-orang.
Untuk tempat penampakan si kaki maut LOL:
Untuk cerita berikutnya, gw akan menceritakan mengenai project virtual account. Salah satu project yang cukup critical di tiket terutama di bagian payment.