Pada tanggal 4 Agustus 2015, sebenarnya genap sudah gw bekerja selama 1 tahun di tiket.com. Gw merasa bahwa jika sudah bekerja selama 1 tahun, maka gw sudah berhak untuk mendapatkan kenaikan gaji. Sebenarnya di tiket pada masa itu, untuk proses kenaikan gaji dilakukan setiap bulan Februari karena waktu itu gw belum sempat bekerja 1 tahun maka gw merasa gw belum pantas untuk mendapatkan kenaikan tersebut. Jadi ketika teman-teman gw mendapatkan kenaikan tersebut, ya gw cuma bisa manyun aja lol. Masalah kenaikan tahunan adalah sesuatu yang rumit pada masa itu.
Pada masa itu tiket tidak setransparan saat ini, mulai dari kenaikan tahunan, appraisal dan bonus tahunan. Hanya orang-orang tertentu yang mendapatkan akses kesana dan tidak ada urgensi dari sisi manajemen saat itu untuk memberikan info tersebut ke seluruh karyawannya. Hal ini lah yang selalu gw bilang kenapa pada masa itu disebut zaman Jahiliyah. Kembali lagi kepada kenaikan tahunan, sebenarnya informasi ini baru gw ketahui pada tahun 2016, jadi sebagai perbandingan adalah seperti ini.
- Saat ini, bagi kalian yang join setelah bulan September (Oktober, November dan Desember) tidak akan mendapatkan kenaikan gaji di tahun berikutnya. Alasannya adalah karena telah mendapatkan kenaikan pada saat pindah ke tiket (make sense). Cut off nya sendiri terhitung di bulan Desember di tahun berjalan. Jadi kalau kalian join pada bulan September, maka kenaikan kalian akan dihitung pro rate dengan hitungan seperti ini 4/12 * persentase kenaikan gaji tahunan (based on appraisal).
- Pada masa itu, perhitungan kenaikan gaji hanya dihitung jika kalian sudah bekerja 1 tahun. Untuk cut offnya sendiri juga tidak jelas, ada yang bilang bulan Desember, ada yang bilang Januari. Jadi jika kalian join pada bulan Februari, maka Februari tahun berikutnya tidak eligible untuk kenaikan tahunan karena belum 1 tahun. Jadi cyclenya hampir 23 bulan untuk kenaikan tahunan yang notabene jumlahnya tidak sampai 10% (pada saat itu).
Mendengar kekonyolan tersebut, tentunya gw juga tidak mau menunggu untuk tahun berikutnya karena tentu saja tidak fair harus bekerja hampir 1.5 tahun untuk mendapatkan kenaikan yang mungkin paling banyak hanya 10%, gw pun akhirnya memberanikan diri untuk ngobrol langsung ke CTO saat itu. Mungkin ada yang bertanya kenapa waktu itu tidak ngobrol ke manager terlebih dahulu? Sayangnya pada masa itu, manager hanya fokus terhadap hiring saja dan tidak cukup ahli dalam me-retain anggota timnya. Menurut cerita teman gw waktu itu yang cerita mengenai masalah salary kepadanya, info nya malah dipelintir ketika ngobrol dengan CTO. Hal ini membuat masalahnya menjadi pelik dan akhirnya membuat teman gw ini jadi resign, makanya gw memutuskan ngobrol langsung dengan CTO nya agar apa yang gw bicarakan bisa tersampaikan dengan baik dan tidak dipelintir tentunya.
Buat kalian yang ingin meminta kenaikan gaji, pastikan kalian telah memenuhi syarat terlebih dahulu seperti:
- Sudah bekerja minimal 1 tahun lamanya.
- Memiliki performance kerja yang baik (gapapa sih subyektif menurut kalian, nanti tinggal infoin aja ke atasan).
Jika sudah memenuhi kedua syarat tersebut, bisa langsung ngobrol dengan atasan (manager/head/vp). Sebenarnya masih ada 1 cara lagi yakni RESIGN. Tetapi gw sangat tidak menyarankan cara ini karena hubungan kalian dengan perusahaan setelahnya akan menjadi tidak baik, terlebih kalian yang baru bekerja kurang dari 1 tahun. Sebisa mungkin jika ingin meminta naik gaji, komunikasikan baik-baik dengan atasan dan jika atasan kalian benar maka dia akan otomatis memperjuangkan kalian. Apabila atasan tidak melakukan tersebut, maka bisa memikirkan karir di perusahaan yang lain.
Balik lagi ke ngobrol dengan Ko Nat, waktu itu gw langsung terus terang saja ngobrol dengan dia karena beliau ini orangnya sangat sibuk. Jadi tanpa membuang waktu, gw langsung tembak kalau gw sudah kerja 1 tahun dan minta naik gaji. Setelah ngomong seperti itu, tidak lama kemudian gw mendengarkan banyak sekali cerita beliau, maklum beliau ini orangnya suka banget cerita. Tadinya gw berekspektasi bahwa hanya akan memakan waktu 15-20 menit untuk ngobrol, dan keputusannya hanya dikabulkan apa ditolak, ternyata dengerin beliau ngobrol sampai 1 jam bercerita mengenai impiannya untuk membentuk tim payment di tiket. Pada masa itu, developer payment hanya gw sendiri dan nanti ke depannya akan ada anggota timnya. Ya waktu itu gw iya-iya aja karena memang tujuannya buat naik gaji, bukan jadi lead.
Setelah dengerin Ko Nat ngobrol panjang lebar, beliau meminta waktu sekitar 1 minggu untuk masalah kenaikan gaji ini ke tim HR (dulu HR ya, bukan people). Tentunya gw pun dengan santai menunggu, dan pada waktunya tiba seminggu kemudian gw pun menanyakan status gw, ternyata katanya masi diproses. Mulai meragukan nih, kok tiba-tiba jadi lebih dari 1 minggu, beliau pun meminta gw untuk menunggu sekitar 1 minggu lagi. Gw pun akhirnya menunggu lagi waktu itu karena meminta kenaikan gaji itu sifatnya tidak negotiable. Artinya adalah kenaikan gaji merupakan hak perusahaan dan tidak bisa ditentukan berapa kenaikannya, gw waktu itu berekspektasi kenaikannya adalah sekitar 10%an. Akhirnya setelah 2 minggu menunggu, gw pun langsung nyamperin Ko Nat di ruangannya, dan untungnya kali ini dia sudah membawa surat keputusan dari tim HR untuk kenaikan gw. Ketika gw cek, kenaikannya pun cukup lumayan yakni sekitar 15%an. Gw pun berterima kasih sama Ko Nat karena mengabulkan permintaan gw dan beliau juga berpesan bahwa beliau suka dengan orang yang datang ke tempatnya untuk ngobrol, bukan cuma sekedar resign, terlebih yang resign langsung dengan mengirimkan email ke HR. Beliau tidak menyukai hal tersebut dan cenderung langsung menyetujui permintaan resign orang tersebut.
Dari pembicaraan dengan Ko Nat, ada beberapa hal yang gw pelajari ketika berbicara dengan atasan langsung.
- Atasan biasanya tidak menyukai anggota tim yang berbicara dengannya hanya ketika ingin resign. Sebisa mungkin bangun hubungan baik dengan atasan karena pada dasarnya atasan juga manusia yang butuh diajak ngobrol.
- Jika ingin meminta kenaikan gaji, komunikasikan ke atasan yang mempunyai akses langsung terhadap salary slip. Ini penting karena biasanya mereka punya range yang dijadikan pegangan apakah salary tersebut bisa dinaikan apa tidak.
- Berhati-hatilah dengan atasan yang terlalu antusias ketika berbicara, kadang omongannya hanya sebatas antusiasme saja tanpa bisa melakukan pembuktian di lapangan.
- Berbicara lah dengan atasan ketika masih pagi atau setelah makan siang karena pada waktu tersebut biasanya moodnya masih baik. Jadi jangan ngajak ngobrol pas uda mau jam pulang kerja karena biasanya sudah terlalu lelah dan most probably sudah terlalu capek untuk membuat keputusan (decision making exhausted).
Bisa dibilang no 3 ini adalah sesuatu yang pernah gw alami di tiket dan memang sangat menyebalkan. Jadi intinya waktu itu gw digantung hampir 2 tahun lamanya ketika akan diproses menjadi lead, alasannya pun bermacam-macam dari yang katanya menunggu approval CEO, ada perubahan organisasi dan lain-lain. Ribet lah pokonya, bahkan sampai hari terakhir beliau resign dari tiket pun, tidak sanggup menaikan level gw menjadi lead. Antusiasme yang tidak didukung dengan kemampuan di lapangan hanya lah omong kosong belaka.
Untuk cerita berikutnya, gw akan bercerita mengenai kepergian gw ke Korea Selatan. Sebenarnya ini juga ada hubungan dengan permintaan kenaikan gaji gw saat itu. Jadi waktu itu, sekalian minta naik gaji, gw bilang apakah ada program training di tiket apa tidak? Beliau bilang ada, bahkan jika ingin ke luar negeri juga bisa. Nah bodohnya gw adalah bukannya mencari yang berhubungan dengan PHP malah cari conference untuk mahasiswa S2. Jadinya gw berakhir dengan training ke Korea Selatan (bisa dibilang liburan LOL, tapi dibayar dengan kontrak di tiket selama 2 tahun). Berikut teaser untuk cerita berikutnya.
