Kali ini gw pengen sedikit cerita mengenai beberapa film yang kata-katanya sedang terjadi dalam kehidupan romantisme politisme kampus #eaaa. Yah, tapi sebelumnya buat kalian para aktivis kampus biru yang baca blog gw, plis jangan bacot, apalagi nyebar-nyebar blog gw ke orang-orang yang gak jelas juntrungannya #eeaa #kayakbloggwpalingkerenaja. Jadi sedikit curcol aja neh ya, blog gw jadi terkenal setelah si aktivis kampus biru berinisial V itu ngehebohin blog gw. Akhirnya, satu jaringan organisasi tempat gw hinggap sekarang jadi pada tau deh blog gw, sampe-sampe pada kepo tuh tentang isi blog gw #shitman. Oke jadi ngomongin isi blog gw deh ini. Mari kita lanjut ke topik utama.
Hal yang paling buruk yang pernah terjadi di dunia, banyak yang berawal dari niat baik
Kata-kata itu gw ambil dari film Jurassic Park yang ketiga ketika Dr. Alan Grant mengetahui bahwa asistennya membawa telur raptor di dalam tasnya sehingga para raptor terus mengejar mereka. Ketika ditanya oleh Alan mengenai masalah mengapa asistennya membawa telur tersebut dia hanya menjawab, “Saya berpikir bahwa telur ini mampu membantu kita untuk mengetahui lebih jauh mengenai kehidupan raptor. Saya melakukan ini untuk kemajuan penelitian kita mengenai raptor. Bukan itu suatu niat yang baik?”. Lalu Dr. Alan Grant pun menjawab, ” Apakah kamu tahu bahwa beberapa hal yang paling buruk yang pernah terjadi di dunia itu beberapa diantaranya berawal dari niat yang baik?”. #tsah langsung deh, kata-kata itu terus terngiang di kepala gw sampe akhirnya menemui keadaan yang pas dengan apa yang terjadi dengan kehidupan romantisme kampus biru tercinta.
Jadi ceritanya, beberapa aktivis kampus biru termasuk mr V ikut ambil bagian dalam acara bernama Ngobrol Warteg (nama disamarkan biar gak ketauan). Tujuan acara ini sebenarnya berawal dari pembicaraan mr V sebagai formatur dengan beberapa anggota Keluarga Blogger Mahasiswa kampus biru mengenai masalah mahasiswa kampus yang semakin apatis terhadap kampusnya sendiri. Usut punya usut akhirnya terbentuklah sebuah ide mengenai acara Ngobrol Warteg itu hanya saja masih kasar. Tak berapa lama kemudian akhirnya terbentuklah sebuah rancangan NgobrolWarteg yang pas dengan tagline “Bongkar Kebiasaan Manyun.” Lalu mulailah dibentuk kepanitiaan dan sampai simulasi dengan mahasiswa dan nara sumber yang kompeten mengenai masalah-masalah yang dibahas di Ngobrol Warteg. Jadi akhirnya berjalan deh tuh acara Ngobrol Warteg.
Setelah berjalan 2 minggu, dan gw gak ada di acara tersebut karena harus gawe (jadi sedih huhuhu). Ternyata muncul beberapa masalah yang gw juga baru tahu tadi. Masalahnya pun menurut gw emang sepele (kalau dari subjektif gue ya karena memang gw udah gak terlalu terlibat di Ngobrol Warteg lagi). Jadi intinya salah satu formatur Ngobrol Warteg memasukkan beberapa ideologi yang menurut beberapa anggota Keluarga Blogger Mahasiswa tuh dapat membahayakan acara Ngobrol Warteg itu sendiri. Akhirnya selag tuh kan. Ya ujung-ujungnya kembali lagi ke komunikasi ke masing-masing orangnya sendiri. Bagaimana mereka yang selag (anak-anak komunikasi) untuk saling berkomunikasi agar gak selag (nah bingung kan lo, sama gw juga bingung ahha).
Jadi inti tulisan gw dari sini cuma pengen share bahwa romantisme yang terjadi di kampus biru sudah terlampau (apa ya bahasanya, pokonya njelimet gitu deh). Jujur ya, acara yang dibuat oleh para formatur sebenarnya merupakan acara yang sangat mulia (asek) dan benar-benar jujur dari hati yang terdalam memang untuk kebaikan itu semua. Tapi beberapa diantaranya muncul kepentingan-kepentingan yang membuat hal yang indah menjadi buruk. Mereka yang berkata mengenai kepentingan akan membuat suasana menjadi lebih runyam dan akhirnya berakhir tanpa eksekusi (apa coba). Demikian sedikit tulisan dari gw, salam super unyu. Dan juga buat gadis berbaju merah (tuh kan mulai lagi) buahaha