Pada tahun 2015, salah satu mimpi gw terwujud yakni bisa jalan-jalan di kantor yang baru walaupun sebenarnya ini perjalanan dinas. Waktu pertama kali masuk ke tiket, salah satu impian gw adalah bisa jalan-jalan gratis tiap tahunnya dan ternyata langsung tercapai hanya setahun setelah masuk ke tiket. Yang paling mengasyikan adalah karena hampir semua akomodasi dibayar oleh client (hanya tiket pesawat dan uang saku yang dibayar oleh kantor, sisanya dibayar oleh client). Mungkin beberapa orang bertanya, bukannya sama-sama aja ya? Kalau dibayar sendiri berarti bukan perjalanan dinas donk. Oh tentu saja berbeda antara perjalanan dinas yang memang diinisiasi oleh internal perusahaan dan yang dibayari oleh client.
Read MoreJudulnya sengaja gw samain dengan salah satu buku leadership yang cukup fenomenal (menurut gw) bagi para tech leaders di seluruh dunia. Di bukunya menceritakan bagaimana pengalaman Camile yang dulunya merupakan seorang Tech Lead hingga menjadi seorang CTO. Sebenarnya ada beberapa buku yang sudah gw baca mengenai leadership terutama mengenai engineering leadership seperti Radical Candor, The Phoenix Project and Leader Eat Last (general leadership book). Dari buku-buku tersebut, The Manager’s Path adalah buku yang paling mewakili perjalanan karir gw sebagai seorang tech leaders dan kali ini gw akan menceritakan bagaimana berkarir sebagai seorang tech leaders berdasarkan pengalaman gw langsung dan juga kombinasi dari ilmu yang gw pelajari dari buku-buku tersebut.
Read MoreDi tulisan sebelumnya, gw telah menceritakan mengenai pembebasan biaya pelayanan yang bisa dibilang salah satu project yang cukup sukses karena bisa meningkatkan conversion penjualan di tiket. Tentunya dari tim bisnis ingin terus meningkatkan penjualan di tiket agar semakin joss yakni dengan melakukan tweak di transaksi kartu kredit. Kenapa kartu kredit? karena sebenarnya kartu kredit itu memiliki banyak sekali sponsor (kalau gw bilang donatur) yang memungkinkan tiket bisa bekerja sama langsung dengan bank-bank besar dan juga kadang bisa bekerja sama langsung dengan principal. Tentunya dengan kerja sama tersebut menguntungkan di semua pihak, tiket mendapatkan gbv, bank mendapatkan transaksi juga dan customer mendapatkan keuntungan berupa promo / potongan harga. Oleh karena itu salah satu project yang dipikirkan oleh ko Dimas (COO tiket saat itu hingga saat ini), adalah tokenisation credit card.
Read MorePernah dengar istilah Silicon Valley? Buat kalian yang bekerja di dunia start-up, tentu ini bukanlah istilah yang asing karena ini sebutan untuk daerah di Amerika Serikat yang banyak memiliki perusahaan yang bergerak di dunia teknologi. Sebut saja perusahaan itu seperti google, apple, facebook dan teman-temannya (silahkan googling ya). Nah karena para manusia Jakarta mulai latah dan start-up cukup menjamur saat itu, maka dibuatlah istilah Slipicon Valley. Istilah yang sama mengutip dari istilah aslinya, bedanya ini adalah daerah tempat berkumpulnya start-up-start-up di kota Jakarta. Beberapa start-up yang berada di daerah tersebut pada waktu itu adalah berrybenka, bilna, tokopedia, traveloka, qerja dan lain-lain. Kalau ada yang tanya tiket dimana? waktu itu tiket ada di belakang menara imperium, agak mencar sendiri kantornya lol.
Read MoreTahun 2015, teman gw sempat membelikan tiket pesawat untuk ayahnya yang mau pulang dari Jakarta ke Jogja. Teman gw ini bercerita, dia awalnya ingin membeli tiket pesawat di tiket.com. Ketika dia ingin membayar dengan kartu kredit, dia kaget karena biaya pelayanannya saat itu cukup mahal. Harga tiket pesawatnya sendiri sekitar 1 jutaan saat itu dan dengan ditambahnya biaya pelayanan menjadi 1,025,000 sekian lah, gw juga ga hapal lengkapnya. Akhirnya teman gw memutuskan untuk belanja di traveloka karena katanya biayanya gratis. Ya waktu itu gw cukup bete karena ngapain juga lw cerita ama gw begituan, lw gatw apa gw kerja di tiket lol. Dari sana lah project ini dimulai (engga deng), karena gw yakin lw pada juga ga rela kan kalau ada biaya-biaya tambahan ketika belanja. Gw pun juga demikian.
Read MorePada tahun 2015, gw sudah mulai menerima project-project yang berhubungan dengan payment. Saat itu project pertama yang gw kerjakan adalah integrasi dengan artajasa. Tetapi sebelum memulai project tersebut, gw perlu memahami dulu cara kerja ATM transfer. Seperti yang gw bilang di post sebelumnya, bahwa metode pembayaran itu sebenarnya ada banyak dan tidak hanya bank transfer. Yang membuat ambigu disini adalah kata-kata transfer, yang sebenarnya membuat sebagian orang menterjemahkan itu menjadi bisa ditransfer melalui internet banking. Inilah yang membuat banyak sekali terjadi masalah dalam metode pembayaran ini. Disini gw juga akan menjelaskan bagaimana cara kerja sistem pembayaran ATM dan juga integrasi dari merchant ke bank.
Read MoreDi post sebelumnya, gw sempat membahas bahwa waktu gw masuk, gw langsung ditodong oleh sebuah pekerjaan yang notabene bikin shocking yaitu mencari tahu isu yang terjadi di production. Yang bikin heboh adalah karena waktu itu yang minta adalah CTO langsung. Untungnya waktu itu gajadi karena yang ngerjain adalah ko Harry. Setelah laptop berhasil di setup, yang berikutnya adalah memulai project pertama gw di tiket. Waktu itu proses pengaturan project dipegang oleh tim bernama Business Analyst atau disingkat BA. Sebelum project dikerjakan oleh tim developer, tim BA akan melakukan analisa terlebih dahulu, lalu setelah selesai maka project akan diberikan oleh developer untuk dikerjakan. Jadi pada tahun 2014, tiket itu belum punya tim product. Kalau ada orang yang ngaku-ngaku tim product yang lulus pada tahun itu, clearly BULLSHIT.
Read MoreSebelum masuk ke tiket, sebenarnya gw sudah menggunakan github sebagai repository. Hal ini gw pelajari ketika gw magang di salah satu software house di Jakarta yakni beetlebox. Disana gw diajarin bagaimana cara konek ke github dan melakukan push dan pull. Saat itu keliatan keren sekali walaupun gw pribadi ga ngerti dengan apa yang gw kerjain. Lanjut ke kantor gw yang berikutnya yakni lingkar 9, disana gw tidak menggunakan github karena untuk membuat repository yang bersifat private harus bayar (intinya dulu kalau bisa gratisan). Jadi lah bos gw waktu itu menggunakan bitbucket. Gw kurang tau saat ini masih gratis apa engga untuk membuat repo yang bersifat private, hanya saja dulu itu gratis dan cara ngakalinnya adalah menggunakan project tim. Jadi kalau repo tersebut berisi 5 orang, maka secara otomatis reponya akan dikenakan fee atau harus ada anggota tim yang dibuang. Ya ini hanya intermezzo mengenai github dan bitbucket.
Read MoreZaman Jahiliyah memang selalu identik dengan masa yang buruk. Tulisan ini gw ambil dari salah satu artikel kumparan. Sebenarnya gak ada hubungannya sih antara tulisan ini dengan kumparan, cuma gw butuh pendekatan yang mungkin lebih mudah dimengerti oleh pembaca blog gw. Seperti tulisan gw yang sebelumnya mengenai bagaimana tiket memberikan offer ke gw, sebenarnya itu sudah bisa menjadi sebuah gambaran bagaimana buruknya sistem HR tiket saat itu karena bagaimana mungkin offering yang bersifat formal bisa diinformasikan melalui sebuah pesan singkat yang bisa dibilang kayak SMS spam. Tetapi itu semua hanya sekelumit dari masa Jahiliyah gw di tiket yang pada akhirnya nanti berujung pada era keemasan gw di tiket. Semuanya dimulai dari first day gw di tiket.
Read MoreJika pada post sebelumnya, gw bercerita mengenai pengalaman interview di suitmedia, kali ini gw akan menceritakan pengalaman di tiket.com. Waktu itu gw belum tau apa itu tiket.com, yang gw tahu ini adalah sebuah perusahaan yang hanya menjual tiket event mirip-mirip rajakarcis.com. Tetapi setelah gw buka websitenya, ternyata tiket.com juga menjual tiket pesawat, hotel dan kereta api. Yang lucunya adalah ketika kantor gw saat itu ingin mengadakan outing ke Bali, malah kami belinya di traveloka (waktu itu sebenarnya gw yang disuruh beli tiket pesawat, cuma karena gw ragu jadi gw minta tolong mas Andy yang beliin. Kebetulan malah belinya di traveloka). Di post ini, gw tidak akan membahas kenapa traveloka lebih dikenal daripada tiket.com kala itu karena nanti jadi rame. Fokusnya hanya pada interview gw di tiket sampai akhirnya diterima menjadi bagian tiket.com.
Read More