Pada tahun 2015, gw sudah mulai menerima project-project yang berhubungan dengan payment. Saat itu project pertama yang gw kerjakan adalah integrasi dengan artajasa. Tetapi sebelum memulai project tersebut, gw perlu memahami dulu cara kerja ATM transfer. Seperti yang gw bilang di post sebelumnya, bahwa metode pembayaran itu sebenarnya ada banyak dan tidak hanya bank transfer. Yang membuat ambigu disini adalah kata-kata transfer, yang sebenarnya membuat sebagian orang menterjemahkan itu menjadi bisa ditransfer melalui internet banking. Inilah yang membuat banyak sekali terjadi masalah dalam metode pembayaran ini. Disini gw juga akan menjelaskan bagaimana cara kerja sistem pembayaran ATM dan juga integrasi dari merchant ke bank.
Read MoreDi post sebelumnya, gw sempat membahas bahwa waktu gw masuk, gw langsung ditodong oleh sebuah pekerjaan yang notabene bikin shocking yaitu mencari tahu isu yang terjadi di production. Yang bikin heboh adalah karena waktu itu yang minta adalah CTO langsung. Untungnya waktu itu gajadi karena yang ngerjain adalah ko Harry. Setelah laptop berhasil di setup, yang berikutnya adalah memulai project pertama gw di tiket. Waktu itu proses pengaturan project dipegang oleh tim bernama Business Analyst atau disingkat BA. Sebelum project dikerjakan oleh tim developer, tim BA akan melakukan analisa terlebih dahulu, lalu setelah selesai maka project akan diberikan oleh developer untuk dikerjakan. Jadi pada tahun 2014, tiket itu belum punya tim product. Kalau ada orang yang ngaku-ngaku tim product yang lulus pada tahun itu, clearly BULLSHIT.
Read MoreSebelum masuk ke tiket, sebenarnya gw sudah menggunakan github sebagai repository. Hal ini gw pelajari ketika gw magang di salah satu software house di Jakarta yakni beetlebox. Disana gw diajarin bagaimana cara konek ke github dan melakukan push dan pull. Saat itu keliatan keren sekali walaupun gw pribadi ga ngerti dengan apa yang gw kerjain. Lanjut ke kantor gw yang berikutnya yakni lingkar 9, disana gw tidak menggunakan github karena untuk membuat repository yang bersifat private harus bayar (intinya dulu kalau bisa gratisan). Jadi lah bos gw waktu itu menggunakan bitbucket. Gw kurang tau saat ini masih gratis apa engga untuk membuat repo yang bersifat private, hanya saja dulu itu gratis dan cara ngakalinnya adalah menggunakan project tim. Jadi kalau repo tersebut berisi 5 orang, maka secara otomatis reponya akan dikenakan fee atau harus ada anggota tim yang dibuang. Ya ini hanya intermezzo mengenai github dan bitbucket.
Read MoreZaman Jahiliyah memang selalu identik dengan masa yang buruk. Tulisan ini gw ambil dari salah satu artikel kumparan. Sebenarnya gak ada hubungannya sih antara tulisan ini dengan kumparan, cuma gw butuh pendekatan yang mungkin lebih mudah dimengerti oleh pembaca blog gw. Seperti tulisan gw yang sebelumnya mengenai bagaimana tiket memberikan offer ke gw, sebenarnya itu sudah bisa menjadi sebuah gambaran bagaimana buruknya sistem HR tiket saat itu karena bagaimana mungkin offering yang bersifat formal bisa diinformasikan melalui sebuah pesan singkat yang bisa dibilang kayak SMS spam. Tetapi itu semua hanya sekelumit dari masa Jahiliyah gw di tiket yang pada akhirnya nanti berujung pada era keemasan gw di tiket. Semuanya dimulai dari first day gw di tiket.
Read MoreJika pada post sebelumnya, gw bercerita mengenai pengalaman interview di suitmedia, kali ini gw akan menceritakan pengalaman di tiket.com. Waktu itu gw belum tau apa itu tiket.com, yang gw tahu ini adalah sebuah perusahaan yang hanya menjual tiket event mirip-mirip rajakarcis.com. Tetapi setelah gw buka websitenya, ternyata tiket.com juga menjual tiket pesawat, hotel dan kereta api. Yang lucunya adalah ketika kantor gw saat itu ingin mengadakan outing ke Bali, malah kami belinya di traveloka (waktu itu sebenarnya gw yang disuruh beli tiket pesawat, cuma karena gw ragu jadi gw minta tolong mas Andy yang beliin. Kebetulan malah belinya di traveloka). Di post ini, gw tidak akan membahas kenapa traveloka lebih dikenal daripada tiket.com kala itu karena nanti jadi rame. Fokusnya hanya pada interview gw di tiket sampai akhirnya diterima menjadi bagian tiket.com.
Read More